Kisah Mbah Mrutuk dan Mendak Keris

Monday, December 24, 20121comments


Mbah Mrutuk, begitu saya menyebut beliau yang memang berdomisili di Desa Mrutuk Kecamatan Widang Kabupaten Tuban karena sering lupa dengan nama aslinya, meski sampai saat ini saya belum sempat bertatap muka dengan beliau, namun beberapa kali transaksi (begitu istilah teman menyebut jual beli barang antik atau memaharkan keris). 

Kesahajaan beliau menginspirasi tulisan ini, meski hanya cerita dari seorang teman yang selama ini "keliling", begitu teman saya menyebut profesinya yang selama ini menjadi mediator beberapa kali transaksi baik keris maupun barang antik.

Seperti diceritakan teman, beberapa waktu yang lalu, Mbah Mrutuk mendapatkan pesanan sebuah mendak keris (cincin keris), mendak berfungsi sebagai hiasan kemewahan pada keris dan juga berfungsi sebagai pembatas hulu keris dengan warangka.

Tidak mahal harga mendak keris yang dipesan, namun karena janji beliau untuk menyerahkan mendak keris pada hari yang ditentukan maka janji itu akan beliau usahan untuk ditepati.

Pada hari yang telah dijanjikan, banyak aktifitas yang harus dilakukan pada pagi hingga siang hari, hingga kesempatan yang ada tinggal sore hari, karena beliau berjanji untuk menyerahkan pada sore hari antara waktu habis asar sampai magrib (antara jam 15.00 s/d jam 18.00). Padahal pada jam tersebut hujan deras.

Meskipun hujan deras, Mbah Mrutuk tetap berbasah basah menyerahkan mendak keris pesanan Pak Lurah, demikian Mbah Mrutuk menyebut Kepala Desa pemesan mendak keris.

Sesampai di rumah Pak Lurah, tentu saja beliau kaget, "hujan hujan begini kok ke rumah mbah?". Dengan santai Mbah Mrutuk menjawab, "Lha saya kan sudah janji untuk menyerahkan mendak keris ini pada sore ini, meskipun hujan ya tetap akan saya serahkan kepada Pak Lurah". Mendengar jawaban itu kontan Pak Lurah  mempersilahkan Mbah Mrutuk untuk masuk ke rumah, dan memberikan pakaian kering kepada Mbah Mrutuk dan mempersilahkan beliau untuk berganti pakaian.

Singkat cerita, mendak keris yang sedianya disepakati seharga Rp. 25.000,- dibayar kontan dengan nilai berlipat oleh Pak Lurah, dibayar senilai Rp. 300.000,-

Apa hikmah yang dapat kita pelajari dari sikap sederhana dan sebuah sikap berupaya untuk menepati janji seperti apa yang dilakukan oleh Mbah Mrutuk.... Mari kita renungkan bersama :)

Share this article :

+ comments + 1 comments

August 20, 2018 at 6:29 AM

keris bukan cuma sebagai barang sakral tapi juga bagus untuk dilihat,,,mantap gan oven gas




Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Indo Keris - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger