Sulitnya Menentukan Tangguh Keris

Keris berdapur Naga Kikik Berpamor Melati Tumpuk ini menurut analisa seorang teman besinya besi Mataram, namun kalau menurut pakem pada tangguh Mataram tidak ada dhapur Naga Kikik, yang ada adalah Naga Siluman. Sementara kalau disebut Naga Siluman terlalu sederhana. Sehingga beliau menyimpulkan bahwa Naga Kikik Berpamor Melati Tumpuk bertangguh Guling Mataram.

Yang jelas pengertian tangguh keris adalah perkiraan. Tangguh arti harfiahnya adalah perkiraan atau taksiran. Dalam dunia perkerisan maksudnya adalah perkiraan zaman pembuatan bilah keris, perkiraan tempat pembuatan, atau gaya pembuatannya. Karena hanya merupakan perkiraan, me-nangguh keris bisa saja salah atau keliru. 

Kalau sebilah keris disebut tangguh Blambangan, padahal sebenarnya tangguh Majapahit, orang akan memaklumi kekeliruan tersebut, karena bentuk keris dari kedua tangguh itu memang mirip. Tetapi jika sebuah keris buatan baru di-tangguh keris  Jenggala, maka jelas ia bukan seorang ahli tangguh yang baik.
 

Walaupun sebuah perkiraan, tidak sembarang orang bisa menentukan tangguh keris. Untuk itu ia perlu belajar dari seorang ahli tangguh, dan mengamati secara cermat ribuan bilah keris. Ia juga harus memiliki photographic memory yang kuat.

Apakah termasuk Keris Putran tangguh Mataram ?

Ini belum termasuk adanya kemungkinan sebuah keris merupakakan keris Keris Putran. Keris bergaya keris jaman dahulu karyanya disebut ”Keris Putran”. Kata ’putran’ dari bahasa Jawa : ’putra’ atau anak, ’diputrani’ artinya dibuat anaknya atau dibuat duplikatnya.

Kalau pada era sekarang sudah jamak membuat Keris Putran, artinya bahannya era Kamardikan, dapur, pamor, sampai ricikan keris menduplikasi keris sepuh tangguh mataram atau tangguh majapahit.

Persoalannya apakah di era Mataram tidak ada yang membuat Keris Putran dengan bahan pada jamannya (era Mataram) dan membuat dapur, pamor, dan ricikan tangguh Majapahit?. Misalnya kita temukan Keris dapur Omyang Jimbe tangguh Mataram, bukankah dhapur keris ini adanya di era majapahit ?

Nah jika itu terjadi, dan Keris Putran yang dibuat di era Mataram berdhapur  ere- era Majapahit masih ada, tentu orang pada era Kamardikan harus berhati-hati untuk menentukan tangguh keris. Haruskah berpegang pada dapur keris dan ricikan keris?, atau berpegang pada bahan (besi, baja dan pamor) yang dibuat?

Nah kalau harus berpegang pada bahan, saat ini juga beredar keris bahan tua yang berasal dari keris tua/sepuh yang sudah tidak dapat dinikmati bentuk keindahannya dilebur kembali dan ditempa menjadi keris baru, yang mungkin saja berdhapur khas tangguh Mataram, Majapahit atau tangguh sepuh lainnya.

Belum lagi adanya keris bahan tua yang berasal dari keris tua/sepuh (biasanya disebut keris T) yang direhap menjadi keris berdapur sesuai pakem tangguh Mataram, Majapahit atau tangguh sepuh lainnya. Apakah keris seperti ini bisa diebut keris tangguh sepuh/tua atau Keris Kamardikan atau mungkin Keris Putran?

Apakah di era Mataram atau era sebelumnya tidak ada yang melakukan seperti yang dilakukan orang jaman sekarang seperti yang yang saya sampaikan diatas? :)

Melihat kondisi semacam ini, menjadi jamak lumrah persepsi orang tentang tangguh keris kadang berbeda beda :)

Dan yang jelas tetap saja keris yang orisinil akan menjadi keris yang dicari! dan bernilai tinggi baik dari aspek kesejarahan maupun aspek ekonomi karena kelangkaannya, orang bisa saja membuat keris dari bahan lama baik dengan cara di daur ulang maupun di rehap total, tetap saja empunya beda :)

Sehingga untuk 2 jenis pengerjaan keris terakhir lebih tepat disebut sebagai KERIS KAMARDIKAN, karena dibuat baik dengan cara dilebur maupun direhap pada era sekarang, era setelah Indonesia Merdeka, yang kita kenal dengan Tangguh Kamardikan.

Baca Juga :

• Pengertian Keris
• Pamor Keris 
• Dapur Keris Menurut Pakem Jawa
• Tangguh (Perkiraan Masa Pembuatan) Keris
• Ilmu Tangguh Keris
• Makna Keris Menurut Budaya Jawa
• KERIS KAMARDIKAN
• Keris Naga Raja Kamardikan

Referensi : 

1. http://www.geocities.ws/javakeris/istilah.htm
2. http://keriskamardikan.com/id/tentang-kami